Minggu, 07 November 2010

Budaya Kota Tikar Pedamaran



Menganyam adalah salah satu seni tradisi tertua di dunia. Konon kegiatan itu ditiru manusia dari cara burung menjalin rantin-ranting menjadi bentuk yang kuat. Kesenian ini juga ada di berbagai budaya Nusantara. Di rumah-rumah panggung di pesisir Aceh, tikar pandan menjadi alas lantai. Di Pedamaran, Sumatra Selatan, kegiatan menganyam tikar menjadi pemandangan sehari-hari yang dilakukan ibu dan para gadis remaja. Tak heran bila kota itu disebut sebagai kota tikar. Untuk memperkenalkan Kelas Antariksa pada seni tradisi nenek moyang, mereka pun diajak menganyam kain flanel. Mereka melakukannya dengan penuh keseriusan, agar pola tikar tidak salah. Kelak, kalau sudah terbiasa, mereka mungkin akan melakukannya sambil mengobrol, seperti halnya para penganyam tikar di desa: menganyam adalah sebuah kegiatan sosial, tempat bertukarnya cerita.
Di pedamaran menganyam sudah menjadi tradisi yang turun temurun yang diwariskan dan diajarkan kepada anak cucu mereka. Menganyam merupakan kreativitas masyarakat pedamaran yang memanfaatkan sumberdaya alam yang tersedia di Lebak (rawa) yang ada di pedamaran. Di pedamaran, masyarakat setempat membuat tikar dari batang tanaman air yang bernama purun.

Proses Pembuatan Tikar

Adapun proses pembuatan tikar yang pertama purun diambil dari lebak (rawa) kemudian purun yang sudah diambil dijemur di bawah terik matahari hingga berubah warna/kering. Setelah purun berubah warna/kering purun diumbuk supaya permukaannya lebih halus. purun yang sudah ditumbuk siap untuk dianyam. Adapun untuk variasi warna purun yang sudah ditumbuk tadi dimasukkan ke dalam air mendidih yang sudah diberi larutan kesumbo (zat pewarna).

Manfaat Dari Mengayam Tikar
  • Tikar yang sudah jadi dapat dijual ataupun dipakai untuk kebutuhan sendiri-sendiri
  • Meningkatkan solidaritas antar masyarakat karena pada umumnya masyarakat dari mengambil purun, menumbuk purun, hingga mengayam tikar dilakukan secara bersama-sama. Baik antar sanak saudara maupun antar tetangga

1 komentar: